Cari Blog Ini

Jumat, 08 Juni 2012

Khutbah Jumat (Rasulullah teladanku)


أسلام عليكم ورحمةالله وبركته
Meneladani Jejak Rasulullah saw.
Hadirin sidang jum’at rahimakumullah
  Dalam kitab 100 tokoh yang sangat berpengaruh di dunia yang dikarang oleh Michail Hadad, menempatkan Rasulullah saw sebagai tokoh nomor satu di dunia, walaupun Rasulullah saw berjuang hanya 23 tahun, bangsa Arab yang semula menjadi bangsa yang terbelakang dari segi akidah dan akhlah akhirnya menjadi bangsa yang sempurna dan bercahaya. (Musthofa Mui’n, Kumpulan Khutbah Jum’at & Hari Raya, h.110)
  Oleh karena itulah, pada kesempatan ini saya akan membawakan sebuah khutbah yang berjudul “meneladani jejak Rasulullah saw”.
Hadirin sidang jum’at yang berbahagia
  Nama "Arab" itu sendiri diambil dari kata "عَربة"artinya kereta/bendi (Abu Khalid, Kamus Arab Al-Huda, h.361). Pengertian ini menggambarkan bahwa Arab adalah suatu bangsa yang mempunyai kegemaran untuk pindah-pindah kepercayaan dari multi tuhan menjadi satu tuhan.(Musthofa Mu’in, h.110)
Perubahan ini juga terjadi pada budaya bangsa Arab itu, contohnya pada zaman jahilah, bangsa Arab terkenal dengan budaya mengundi nasib atau percaya kepada ramalan. Setelah islam datang, budaya itu tidak ada lagi karena kepercayaan bangsa Arab sepenuhnya kepada Allah swt.
  Kenapa bangsa Arab rela meninggalkan budaya mereka? Karena tidak lain ialah cinta kepada ajaran yang dibawa Rasulullah saw. Lalu, bagaimana dengan kita sendiri apakah kita sudah betul-betul mencintai ajaran Rasulullah?
  Seperti disebutkan dalam surat Al-Ahzab ayat 21:
لَقَدْ كاَنَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ للهِ اُسْوَةٌ هَسَنَةً لِمَنْ كاَنَ يَرْجُواللهَ وَالْيَوْمِ الأخر وذكر الله كثيرا (الأحزاب: 21)
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan kedatangan hari akhir dan banyak mengingat Allah”.(QS.Al-Ahzab:21)
Ayat di atas menjelaskan bahwa suri teladan yang baik bagi umat islam terdapat dalam diri Rasulullah saw. Keteladanan beliau mencakup segala aspek kehidupan. Mulai dari dalam diri sendiri, dalam keluarga, dalam bertetangga, bahkan sampai berpolitik dan bernegara. Lebih-lebih dalam hubungan hamba kepada Tuhannya.(Moh.Syamsi Hasan, dkk, 2007, h.246)
  Jadi, tidak ada alasan bagi kita selaku umat islam untuk tidak mencintai Rasulullah saw, karena beliaulah sosok muslim sesungguhnya yang wajib diteladani dan diamalkan sunnahnya, karena beliaulah yang memberi safa’ah untuk kita selaku umatnya. Oleh karena itu, saudara-saudaraku sekalian! banyak-banyaklah bersalawat untuknya agar kita dapat memperoleh safaat.
Hadirin sidang jumat rahimakumullah
  Kembali kembali kita pada topik awal yaitu bagaimana Rasulullah bisa menjadi tokoh nomor satu dunia, tentu ada kuncinya. Nah, Musthofa Mu’in dalam bukunya menuturkan bahwa Rasulullah memiliki jurus, sebagaimana firman Allah dalam surat Ali Imron ayat 159 yang artinya:(Musthofa Mu’in, h.111)
“Maka disebabkan oleh rahmat dari Allah lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka, sekiranya kamu bersikap keras dan kasar. Tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.(QS.Ali-Imron:159)
Jadi, kasih sayang dan lemah-lembut beliaulah, sekalipun kepada orang kafir menyebabkan bangsa Arab segan kepada Rasul, seandainya Rasul kejam, mereka akan lari darinya.
Hadirin sidang jumat yang berbahagia
  Supaya menimbulkan rasa cinta kepada Rasulullah saw, kita mesti mengetahui sejarah kehidupan beliau secara keseluruhan baik melalui bacaan atau pengajjian, lalu kita mengetahui apa saja yang disukai dan dibenci Rasul. Selaku umatnya yang baik, kita mesti menyukai apa yang disukainya dan membenci apa yang dibencinya.
Selain itu, Musthofa Mu’in (h.113-116) juga memaparkan kiat-kiat mencintai Rasul, yaitu:
Ø   Banyak menyebut namanya serta mendo’akannya. Tidak bisa dipungkiri, bahwa orang yang banyak menyebut sesuatu, berarti orang tersebut mencintai sesuatu itu.
Cinta kepada Rasul berarti banyak menyebut dan membaca shalawat, walaupun Rasul sendiri tidak butuh atas do’a kita, namun shalawat itu kembali kepada kita sendiri.
Ø   Melaksanakan perintah dan meniggalkan larangannya.
Sebagaimana sabdanya:
تركت فيكم أمرين إن تمسكتم بهما لن تضلوافيه أبدا كتاب الله وسنة رسوله.
Artinya:
Aku tinggalkan kepadamu dua pusaka apabila kamu berpegang teguh dengan keduanya maka kamu tidak akan sesat selama-lamanya “Al-Quran dan Hadits”
  Kepatuhan kepada dua pustaka di atas merupakan kecintaan kepada Rasul. Demikianlah khutbah yang dapat saya sampaikan pada hari ini, semoga bermanfaat
فعتبروا ياولى لأبصار لعلكم ترحمون

Tidak ada komentar:

Posting Komentar