أسلام عليكم ورحمةالله وبركته
Meneladani
Jejak Rasulullah saw.
Hadirin
sidang jum’at rahimakumullah
Dalam kitab 100 tokoh yang sangat berpengaruh
di dunia yang dikarang oleh Michail Hadad, menempatkan Rasulullah saw sebagai
tokoh nomor satu di dunia, walaupun Rasulullah saw berjuang hanya 23 tahun,
bangsa Arab yang semula menjadi bangsa yang terbelakang dari segi akidah dan
akhlah akhirnya menjadi bangsa yang sempurna dan bercahaya. (Musthofa Mui’n, Kumpulan
Khutbah Jum’at & Hari Raya, h.110)
Oleh karena itulah, pada kesempatan ini saya
akan membawakan sebuah khutbah yang berjudul “meneladani jejak Rasulullah saw”.
Hadirin
sidang jum’at yang berbahagia
Nama "Arab" itu sendiri diambil dari kata "عَربة"artinya kereta/bendi (Abu Khalid, Kamus Arab Al-Huda, h.361).
Pengertian ini menggambarkan bahwa Arab adalah suatu bangsa yang mempunyai
kegemaran untuk pindah-pindah kepercayaan dari multi tuhan menjadi satu tuhan.(Musthofa
Mu’in, h.110)
Perubahan ini
juga terjadi pada budaya bangsa Arab itu, contohnya pada zaman jahilah, bangsa
Arab terkenal dengan budaya mengundi nasib atau percaya kepada ramalan. Setelah
islam datang, budaya itu tidak ada lagi karena kepercayaan bangsa Arab
sepenuhnya kepada Allah swt.
Kenapa bangsa Arab rela meninggalkan budaya
mereka? Karena tidak lain ialah cinta kepada ajaran yang dibawa Rasulullah saw.
Lalu, bagaimana dengan kita sendiri apakah kita sudah betul-betul mencintai
ajaran Rasulullah?
Seperti disebutkan dalam surat Al-Ahzab ayat
21:
لَقَدْ كاَنَ لَكُمْ
فِيْ رَسُوْلِ للهِ اُسْوَةٌ هَسَنَةً لِمَنْ كاَنَ يَرْجُواللهَ وَالْيَوْمِ
الأخر وذكر الله كثيرا (الأحزاب: 21)
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah
itu suri teladan yang baik bagimu yaitu orang-orang yang mengharap (rahmat)
Allah dan kedatangan hari akhir dan banyak mengingat Allah”.(QS.Al-Ahzab:21)
Ayat di atas
menjelaskan bahwa suri teladan yang baik bagi umat islam terdapat dalam diri
Rasulullah saw. Keteladanan beliau mencakup segala aspek kehidupan. Mulai dari
dalam diri sendiri, dalam keluarga, dalam bertetangga, bahkan sampai berpolitik
dan bernegara. Lebih-lebih dalam hubungan hamba kepada Tuhannya.(Moh.Syamsi Hasan,
dkk, 2007, h.246)
Jadi, tidak ada alasan bagi kita selaku umat
islam untuk tidak mencintai Rasulullah saw, karena beliaulah sosok muslim
sesungguhnya yang wajib diteladani dan diamalkan sunnahnya, karena beliaulah
yang memberi safa’ah untuk kita selaku umatnya. Oleh karena itu,
saudara-saudaraku sekalian! banyak-banyaklah bersalawat untuknya agar kita
dapat memperoleh safaat.
Hadirin
sidang jumat rahimakumullah
Kembali kembali kita pada topik awal yaitu
bagaimana Rasulullah bisa menjadi tokoh nomor satu dunia, tentu ada kuncinya.
Nah, Musthofa Mu’in dalam bukunya menuturkan bahwa Rasulullah memiliki jurus,
sebagaimana firman Allah dalam surat Ali Imron ayat 159 yang artinya:(Musthofa
Mu’in, h.111)
“Maka
disebabkan oleh rahmat dari Allah lah kamu berlaku lemah lembut terhadap
mereka, sekiranya kamu bersikap keras dan kasar. Tentulah mereka menjauhkan
diri dari sekelilingmu.(QS.Ali-Imron:159)
Jadi, kasih
sayang dan lemah-lembut beliaulah, sekalipun kepada orang kafir menyebabkan
bangsa Arab segan kepada Rasul, seandainya Rasul kejam, mereka akan lari
darinya.
Hadirin
sidang jumat yang berbahagia
Supaya menimbulkan rasa cinta kepada
Rasulullah saw, kita mesti mengetahui sejarah kehidupan beliau secara
keseluruhan baik melalui bacaan atau pengajjian, lalu kita mengetahui apa saja
yang disukai dan dibenci Rasul. Selaku umatnya yang baik, kita mesti menyukai
apa yang disukainya dan membenci apa yang dibencinya.
Selain itu,
Musthofa Mu’in (h.113-116) juga memaparkan kiat-kiat mencintai Rasul, yaitu:
Ø Banyak menyebut namanya serta mendo’akannya. Tidak bisa dipungkiri,
bahwa orang yang banyak menyebut sesuatu, berarti orang tersebut mencintai
sesuatu itu.
Cinta kepada Rasul berarti banyak menyebut dan membaca shalawat,
walaupun Rasul sendiri tidak butuh atas do’a kita, namun shalawat itu kembali
kepada kita sendiri.
Ø Melaksanakan perintah dan meniggalkan larangannya.
Sebagaimana
sabdanya:
تركت فيكم أمرين إن تمسكتم بهما لن تضلوافيه أبدا كتاب الله وسنة
رسوله.
Artinya:
Aku
tinggalkan kepadamu dua pusaka apabila kamu berpegang teguh dengan keduanya
maka kamu tidak akan sesat selama-lamanya “Al-Quran dan Hadits”
Kepatuhan kepada dua pustaka di atas merupakan
kecintaan kepada Rasul. Demikianlah khutbah yang dapat saya sampaikan pada hari
ini, semoga bermanfaat
فعتبروا ياولى
لأبصار لعلكم ترحمون
Tidak ada komentar:
Posting Komentar